Friday, October 16, 2015

NITIPRAJA at Malioboro

Assalamu'alaikum sahabat. Siapa yang bulan lalu tanggal 26 September 2015 datang ke sepanjang jalan Malioboro? Banyak orang-orang yang berkostum dancer kan? Yak kemarin selama dua hari dari tanggal 25 - 26 September 2015 merupakan perhelatan seni tari yang dirancang oleh Dinas Pariwisata DIY dengan melibatkan para seniman dari seluruh dunia. Jogja International Street Performance yang berisi mulai dari seni tari, seni teater, seni musik dan sebagainya ini hadir dari kesenian tradisional hingga kontemporer. Event yang diadakan setiap satu tahun sekali ini hanya terselenggara dua hari saja dan diselenggarakan dibeberapa ruang publik keren di Jogja, misalnya di sepanjang jalan malioboro, di Taman Budaya Yogyakarta, dan Beteng Vendeburg.

Yang akan aku bahas disini adalah salah satu sanggar seni tari di Jogja yang sang empunya sanggar merupakan seniman hebat yang menurutku merupakan penari profesional, muda, berbakat, dan menginspirasi para murid-murid dan mungkin masyarakat Jogja lainnya. Beliau adalah Sekar Kinanti Rahina, merupakan wanita dewasa yang sosoknya keibuan dan aku sukak sama Mba Sekar ^_^ (cipika cipiki peluk hangat). Yeeeah...menjadi salah satu muridnya Mba Sekar itu menyenangkan, selain belajar tari dengan beliau aku merasa mendapatkan ilmu untuk lebih baik lagi menghargai kehidupan ini dan lebih peka dengan lingkungan sekitar. Selama dua bulan bergabung di sanggar KSR ini membuat aku semakin jatuh cinta dengan kesenian tari, rasanya ingin bisa menguasai banyak tarian, tapi harus sabar dan bertahap. Nah kemarin selama kurang lebih 5 hari berturut-turut aku bersama teman-teman sanggar lainnya berlatih koreo baru untuk perform di JISP 2015 yang alhamdulillah saat hari H berjaan dengan lancar dan WOW masyarakat yang menonton banyak banget. 

Tarian yang diberi nama NITIPRAJA ini memiliki makna mendalam di kehidupan kita. Dalam tarian ini menyampaikan makna kehidupan dari sesosok wanita yang sudah seharusnya dan bisa memiliki tiga sifat yakni Hamong (ngemong), Hamot (amot), Hamemangkat (menjaga nama baik/memberikan teladan yang baik). Dimana nantinya kita ini menjadi seorang ibu, ibu juga merupakan pemimpin bagi anaknya yang akan memberikan contoh kebaikan dan kebajikan. Menjadi seorang pemimpin bagi diri sendiri sebelum memimpin orang lain. Berikut lirik dari iringan tarian yang dipersembahkan untuk masyarakat Jogja. 

:::::

Choreography : Kinanti Sekar Rahina
Music : Jimmy Mahardhika and UmaGumma
Vocal : Kinanti Sekar
Lyric : Serat Nitipraja by Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo of Mataram
written by Jimmy Mahardhika, Ayu Arista Murti and Poetry

:::::
Photo by Anonymous - Edit by Fazra Zain

puwara nista regane
dumadak api tan wruh
lamun sira wruh ing paranti
raganira lir retna
ing sela dinulu
dadaren sadina-dina
sampun tungkul ing silakrama prayogi
yadyan delinging raga.

Sudah berubah zaman ini, 
hilang semua tatanan, 
orang yang tidak tahu akan nista jasadnya. 
Bagi yang tahu bagi kebajikan, 
jasadnya seperti intan, 
bersinar diatas batu. 
Karena itu latihlah sehari-hari, 
jangan pernah menyerah menghadapi 
bahaya, kuatkanlah jiwa ragamu

Terima kasih masyarakat Jogja yang kemarin sudah melihat persembahan dari Sanggar Kinanti Sekar Jogja dan Terima Kasih untuk guru kita Mba Sekar yang selalu memberikan yang terbaik untuk kita, selalu support kita, dan menjadi inspirasi dalam menari, tak lupa Terima Kasih untuk Dinas Pariwisata DIY yang sudah memberikan kesempatan untuk tampil di Jogja International Street Performance 2015. Semoga next JISP 2016 kita para dancer bisa hadir kembali meramaikan event super keren ini. Wassalam.

No comments:

Post a Comment