Saturday, September 5, 2015

Basiyo mBarang Kahanan

Assalamu'alaikum guys.

Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan Citra Sanggit Production telah sukses memutar sebuah film pendek "Basiyo mBarang Kahanan" pada Rabu (02/09/2015). Film yang diputar mulai pukul 19.00 wib di Societed Taman Budaya Yogyakarta ini disutradarai oleh Triyanto "Genthong" Hapsoro dengan mengangkat cerita dari kisah nyata. Malam itu aku bersama partner hidupku (cieeh..) datang untuk melihat pemutaran film pendek tersebut, penasaran seperti apa sih ceritanya, maka dari itu aku sempatkan untuk menonton, free lagi. Film yang berdurasi sekitar 30 menit itu telah berhasil membuat para penonton takjub.

Sebenarnya ini aku bingung mau nulisnya itu darimana yah, berasa ini tema berat banget untuk ditulis. Untungnya dibantu dengan beberapa lembaran yang saat mengisi buku tamu dibagikan semacam sejarah bagaimana Basiyo memulai karirnya. Oke, Basiyo merupakan manusia biasa yang dapat melampaui dirinya sendiri sehingga menjadi seorang sang Maestro di dunia lawak. Sesosok orang yang mengalami pencapaian mumpuni baik secara teknis, estesis maupun eksistensial. Kreativitas humor Basiyo berbasi kultur Jawa-Mataraman adalah kreativitas yang lahir dari kepekaan sosial, kemampuan observasi (pengamat lingkungan), cara pandang subversif (tidak umum) atas realitas sosial. 

Film yang disutradarai oleh Triyanto "Genthong" Hapsoro ini menghadirkan realitas bentukan atau realitas yang dicitrakan dan diupayakan untuk mendekati kenyataan yang sesungguhnya. Dalam sudut pandang kemanusiaan, Basiyo bergerak dalam dua dunia yakni dunia kampung dan dunia kerja. Dunia kampung menghadirkan Basiyo sebagai orang biasa yang menjalani pesrawungan umum dengan sederhana dan wajar, meskipun kadang punya ide yang nyeleneh seperti menyuruh orang membongkar kandang ayam miliknya dan kemudian disuruh pasang kembali, saat ditanya kenapa dipasang kembali Basiyopun mengatakan "Daripada kamu melamun tidak ada kerjaan. Lakukan saja ini upahmu." Ya demikianlah yang ada dalam film yang aku tonton. 

Aku pribadi tidak tahu tentang Basiyo ini, namun entah apa yang menjadi diri ini tertarik untuk menontonya, sayang sekali aku tak bisa mengikuti sesi diskusi film. Kalian yang penasaran dengan film dokumenter ini bisa akses di JOGJAFILM.COM atau bisa datang langsung ke Dinas Kebudayaan DIY untuk meminta film tersebut. Cukup itu saja yang bisa saya sajikan cerita dalam tulisan sederhana ini. Terima kasih yang sudah mampir baca dan Salam Budaya. Wassalam..

No comments:

Post a Comment