Wednesday, August 12, 2015

Mari Kita Bantu dan Berikan Perlindungan kepada Anak Bangsa Indonesia

Assalamu'alaikum..

          Tak terasa kini kita sudah berada di bulan Agustus tahun 2015, bulan yang menjadi sejarah bagi bangsa Indonesia dalam perjuangannya mempertaruhkan jiwa dan raga untuk negara tercinta ini. Tepatnya nanti di tanggal 17 Agustus 2015 kita akan merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 Tahun, begitu lamanya Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda. Namun, apakah anak bangsa ini sudah terjamin merdeka? Walau kini kita telah berada di tahun 2015 dimana Indonesia merdeka sejak 1945 dan itu berarti sudah 70 tahun lamanya kemerdekaan diraih oleh Indonesia, tapi kenyataannya belum semua masyarakat merasakan kemerdekaan itu sendiri. Dalam hal ini adalah anak-anak penerus bangsa Indonesia yang masih banyak terlantar, kemiskinan, kekerasan dalam rumah tangga, gizi buruk, anak putus sekolah, kecanduan narkoba, hingga menjadi pegawai prostitusi dan objek pornografi. Itu semua masih membutuhkan bantuan kita tidak hanya Pemerintah atau Lembaga Sosial saja, seharusnya kita peduli terhadap lingkungan sekitar dan jika tidak bisa turun tangan setidaknya bisa melaporkan kepada pihak yang dirasa pantas atau mampu untuk memberikan bantuan. Bantuan bukan berarti hanya dengan mengeluarkan uang, tapi bantuan atau uluran tangan kita yang berupa perhatian, saran, tenaga, fikiran, keterbukaan, itu bisa menjadi bagian dari bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Saya mungkin bukan orang psikolog yang mengerti betul tentang pkisis seseorang, bukan pula pegawai sosial yang selalu mencari tahu tentang permasalahan anak-anak bangsa ini, tapi saya memiliki keinginan untuk bisa membantu sesama, membantu yang tidak mampu dengan memberikan sedikit bantuan tenaga, perhatian dan fikiran atau sesekali berikan bantuan berupa pakaian yang masih layak pakai dan makanan yang masih layak untuk dimakan. 

            Saya sebagai anak bangsa Indonesia yang setidaknya peduli terhadap lingkungan sekitar tidak perlu jauh-jauh mencari permasalahan sosial yang akan dibantu, begitu juga dengan kalian, perhatikan yang dekat jika ada kemudian barulah cari yang jauh jika disekitarmu tidak ada. Contoh real yang pernah saya ketahui adalah kekerasan dalam rumah tangga, tak sedikit anak mengalami KDRT oleh orang tuanya dengan alasan anak yang tidak menuruti perintah orang tua lalu di pukul tanpa ampun hingga anak itu terbiasa dengan sikap orang tua yang demikian, akhirnya yang terjadi apa? Saat anak itu sudah beranjak dewasa dia akan acuh tak acuh dan tidak peduli dengan orang tuanya karena kesalahan orang tua di masa lalunya yang masih teringat dalam pikirannya. Anak tersebut selain KDRT oleh orang tua, dia juga mengalami putus sekolah, mengalami broken home dimana ayah dan ibunya bercerai. Sungguh sangat disayangkan hal demikian menimpa anak-anak yang seharusnya bisa tumbuh menjadi anak yang bahagia dan penuh dengan kasih sayang tapi hal sebaliknya yang mereka alami. Bukan hanya satu yang mengalaminya, dari keluarga tersebut ada 4 anak diantaranya 2 putus sekolah dan 2 syukurlah ada yang bisa membantu mereka untuk bersekolah di sebuah pondok. Nasib kedua kakak merekapun berbeda, kakak pertama memang sudah berada jauh dari ayah dan ibunya, dia sudah tumbuh menjadi anak yang dewasa dan mandiri, bekerja demi menghidupi diri sendiri dan terkadang mengirim sedikit uang untuk adik-adiknya. Ya walau bagaimanapun juga seorang kakak pasti tetap peduli dengan adik-adiknya yang jauh berada darinya. Ibu yang dulu sering menyakiti kini sudah tidak lagi berkelakuan demikian, ia sadar bahwa anak adalah segalanya bagi kehidupan dia disaat usia senja. Dan nasib adiknya yang kedua yang putus sekolah sejak SD bahkan tidak sampai lulus SD, kini dia sudah tumbuh remaja dan membantu Ibu yang ia miliki selain kedua adik lelakinya.

            Dari kejadian diatas yang dapat kita berikan sebagai bahan solusi adalah lakukan pendekatan kepada orang tua si anak, berikan mereka gambaran atau pola fikir dalam menghadapi anak agar anak nantinya tidak akan melupakan orang tuanya ketika ia dewasa dan biarkan mereka mendapatkan pengasuhan yang berkualitas dan biarkan anak mengejar mimpi dan cita-cita mereka. Contoh sederhana adalah, "Tidakkah ibu/bapak kasihan dengan memukul/berkata kasar kepada anak setiap hari? Kita pernah mengalami masa-masa seperti mereka, alangkah lebih baik jika kita memberikan nasehat yang membangun agar anak tumbuh dengan sikap yang baik dan nantinya akan membuat kita para orang tua menjadi bangga mempunyai anak yang sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua." Kalimat yang saya berikan merupakan kalimat sederhana yang bisa kita berikan di saat pendekatan kepada orang tua. Tidak hanya pendeketan terhadap orang tua, namun lakukan pula pendekatan kepada anak-anak mereka. Berikan sedikit perhatian kita kepada anak tersebut dengan mengajak bermain, bercerita dan berikan sedikit nasehat kepada si anak bahwa agar ayah atau ibu mereka tidak bersikap kasar maka patuhi nasehat orang tua dan jangan membangkang, karena akan membuat orang tua menjadi lepas kendali. Semoga dengan demikian anak menjadi berfikir dua kali untuk membantah perintah atau nasehat orang tuanya.

      Tulisan ini saya tuangkan dalam bentuk karya singkat untuk berpartisipasi dalam Blog Competition Anak Bangsa yang diselenggarakan oleh SOS Children's Village Indonesia  dengan mengambil momen peringatan 70 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Mari sebagai bentuk rasa kepedulian kita terhadap nasib Anak Bangsa, kita kenerasi muda yang aktif bisa memberikan partisipasi, solusi dan bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan. 

       Terima kasih kepada pembaca dan tentunya SOS Children Village Indonesia yang sudah memberikan kesempatan bagi kita untuk bisa berpartisipasi dalam menulis.

Wassalam.

No comments:

Post a Comment